Diawali kisah asmara dua sejoli yang telah menikah pada tahun '90an lahirlah seorang anak laki-laki yang diharapkan kedatangannya di bumi pertiwi ini. Tawa lepas keluar dari gerombolan orang yang berada di depan pintu kamar Melati Rumah Sakit di Surabaya malam itu. Ketika waktu tepat menunjukan pukul 23.45 WIB, suara tangis lepas keluar dari dalam ruangan berukuran 4x5m yang dinding-dindingnya bertuliskan "Ibu Sehat Bayi Sehat". ya, lahirlah seorang putra sulung dari pasangan suami istri yang sedang berbahagia.
Kata pujian untuk sang Khalik terus di panjatkan oleh seorang laki-laki berpenampilan rapi saat itu. Dia sudah menjadi ayah. Ucapan selamat dari rekannya pun menguatkan keyakinan bahwa ia akan menjadi ayah yang bertanggung jawab atas keluarganya kelak. Saat itu pula sang ibu terbujur lemas sembari memberikan tanda jempol kepada sang suami. Dengan senyuman indahnya, sang ibu memberi tanda kepada suaminya bahwa dia baik-baik saja.
Saat itulah saat dimana sang pemenang dilahirkan. Seorang bocah yang telah memenangi kompetisi dalam perebutan posisi untuk menduduki tempat dimana ia akan ditempa untuk menjadi seorang manusia kelak. Rahim dari seorang wanita soleh, cantik dan cerdaslah tempat sang buah dari ayahnya bersinggah. Dengan tangisan yang lirih dan senyuman dari kedua orang tua dari sang bocah inilah timbul benih-benih kasih sayang yang memiliki banyak arti.
2 Januari adalah hari kelahiranya. Tepat setelah beberapa hari pergantian tahun ganjil. Tanggal dimana memiliki arti lebih untuk kedua pasangan suami istri yang sedang dimadu kasih. Dengan doa dari orang-orang yang mencintainya, anak itu tumbuh dewasa. Walaupun dalam proses pendewasaan banyak problema-problema yang dilaluinya. Kenakalan, manja, tangis, dan tertawa lepas telah ia lewatkan. Kini tinggal tersisa puing-puing kenangan yang membuat tetes air mata dari sang bocah ketika mengingat saat-saat itu. Namun dibalik tetesan dari air mata seorang bocah itu, memiliki makna yang dalam. Makna dimana ia bertekad untuk membahagiakan kedua orang tuanya. Membahagiakan seperti ketika ia dibahagiakan sepanjang hidupnya. Amin.(A.G.Permana)





0 komentar:
Posting Komentar